rumahsajada Kuttab atau maktab berasal dari kata kataba yang berarti menulis atau tempat menulis (tempat belajar menulis). Kuttab sudah mulai ada di negeri Arab sebelum diutusnya Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alayhi was sallam, namun kondisi saat itu masih belum banyak dikenal oleh masyarakat Arab . DR.Muhammad Syafii Antonio,M.Ec di dalam bukunya “Sang Pembelajar dan Guru Peradaban” menyatakan bahwa Bangsa Arab mendirikan kuttab untuk memberikan pendidikan kepada anak-anaknya. Namun fungsi lembaga pendidikan kuttab saat itu tidak berjalan dengan maksimal. Masyarakat Arab kurang memberikan perhatian terhadap kuttab sebagai tempat belajar dan menuntut ilmu pengetahuan, hal ini terlihat dari minimnya orang Quraisy yang mampu membaca dan menulis.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Dra Zuhairini yang menuliskan bahwa tradisi budaya mereka adalah tradisi budaya lisan. Mereka mempunyai tradisi menghafal syair-syair dan puisi yang indah, maupun nasab (urutan garis keturunan). Mereka mewariskan tradisi tersebut secara lisan, sehingga membaca dan menulis tidak merupakan hal yang penting dalam tradisi budaya mereka, sehingga mereka terkenal sebagai orang-orang yang kuat hafalannya, tetapi kurang dalam hal tulis menulis.
Mulai abad pertama hijriah kedudukan kuttab menjadi prioritas yang sangat diperhatikan urusannya, karena merupakan gerbang pintu menuju pengajaran yang lebih tinggi. Prof Dr Raghib As-Sirjani dalam bukunya Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia menuliskan bahwa tujuan kuttab berkembang menjadi lembaga yang memberikan persamaan pengajaran anak-anak muslimin dalam hal baca tulis, dan menghafal Al Qur’an.
Sejalan dengan hal tersebut, Prof DR. Ahmad Syalaby menyebutkan di dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam menyatakan bahwa kepandaian menulis dan membaca adalah suatu keharusan bagi siapapun yang ingin merawikan hadis-hadits Rasulullah Muhammad sholallahu’alayhi wassalam.
